Tom Lembong: Perjalanan Karier, Kontroversi Impor Gula, dan Dukungan dari Sahabat Lama

staff Penulis

COOLkas – Thomas Trikasih Lembong, yang akrab disapa Tom Lembong, adalah seorang ekonom dan politisi Indonesia yang lahir pada 4 Maret 1971 di Jakarta. Ia menempuh pendidikan di Universitas Harvard, lulus pada tahun 1994 dengan gelar di bidang Arsitektur dan Perancangan Kota. Setelah lulus, Tom memulai kariernya di Divisi Ekuitas Morgan Stanley di New York dan Singapura pada tahun 1995. Kemudian, ia bekerja sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia pada periode 1999-2000. Detik

Pada tahun 2000 hingga 2002, Tom menjabat sebagai Kepala Divisi dan Wakil Presiden Senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yang bertugas merekapitalisasi dan merestrukturisasi sektor perbankan Indonesia pasca krisis keuangan 1998. Ia juga menjadi salah satu pendiri dan CEO Quvat Management, sebuah perusahaan dana ekuitas swasta yang didirikan pada tahun 2006. Detik

Dalam dunia politik, Tom Lembong pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia dari Agustus 2015 hingga Juli 2016. Setelah itu, ia diangkat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dari Juli 2016 hingga Oktober 2019. Selain itu, Tom dikenal sebagai penulis pidato Presiden Joko Widodo, termasuk pidato “Game of Thrones” pada pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali tahun 2018.Detik

Pada Oktober 2024, Tom Lembong ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung dalam kasus dugaan korupsi impor gula tahun 2015-2016. Ia diduga memberikan izin impor 105.000 ton gula kristal mentah kepada perusahaan swasta saat Indonesia mengalami surplus gula, yang mengakibatkan kerugian negara sekitar Rp400 miliar. Bisnis

Setelah penetapan tersangka, Tom Lembong ditahan oleh Kejaksaan Agung. Ia menyatakan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sementara itu, Anies Baswedan, yang merupakan teman lama Tom, menyatakan dukungannya dan menekankan pentingnya menghormati proses hukum yang berjalan. Jakarta Globe

Kasus ini menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan di sektor publik, terutama terkait kebijakan impor yang berdampak signifikan pada perekonomian nasional. ***

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar