Dampak Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS 2024 bagi Ekonomi Indonesia

staff Penulis

COOLkas (Kumparan) – Kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS diperkirakan akan berdampak signifikan pada ekonomi Indonesia. Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS setelah meraih 277 suara elektoral pada Rabu (6/11) dini hari waktu setempat. Sementara itu, Kamala Harris memperoleh 266 suara elektoral. Untuk memenangkan kursi kepresidenan, kandidat membutuhkan minimal 270 suara elektoral.

Gubernur BI Beberkan Dampak Kemenangan Trump pada Ekonomi RI: Perang Dagang dan Rupiah

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa kemenangan Trump dalam Pemilu AS berpotensi membawa dampak besar bagi perekonomian Indonesia. Perry menjelaskan bahwa dampaknya bisa terasa mulai dari nilai tukar rupiah, arus modal, hingga ketidakpastian di pasar keuangan.

“Kami memonitor perkembangan hasil Pemilu AS, di mana Trump sementara unggul. Kami memperkirakan situasi ini akan menguatkan dolar AS, mempertahankan suku bunga yang tinggi, dan melanjutkan ketegangan perang dagang,” jelas Perry dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI pada Rabu (6/11).

Situasi ini, menurut Perry, berpotensi memberikan tekanan pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dengan dampak pada nilai tukar, arus modal, dan ketidakpastian pasar keuangan. Perry menekankan perlunya langkah-langkah responsif yang cermat untuk menghadapi dampak tersebut.

Ekonom Ungkap Dampak Kemenangan Trump pada Ekonomi Indonesia

Para ekonom menilai kemenangan Trump akan mempengaruhi pergerakan nilai rupiah, suku bunga, dan pasar saham. Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, menyatakan bahwa kebijakan pajak korporasi Trump di masa lalu menyebabkan inflasi meningkat sehingga The Fed menaikkan suku bunga untuk menanggulangi inflasi tersebut.

“Kenaikan suku bunga The Fed berpotensi menarik arus modal masuk ke AS, menekan rupiah, dan meningkatkan suku bunga domestik, yang bisa melemahkan harga saham di Indonesia karena sentimen negatif,” ujar Huda kepada kumparan.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, juga mengungkapkan bahwa kemenangan Trump dapat membawa dampak pada ekonomi dan pasar keuangan Indonesia. Kebijakan proteksionis dan ketegangan dagang dengan China dapat memberikan tekanan pada negara-negara berkembang di Asia, termasuk Indonesia. Potensi penguatan USD juga akan berdampak pada kebijakan moneter Indonesia.

“Tingkat yield obligasi AS yang naik akibat ketidakpastian kebijakan fiskal AS dapat mendorong arus modal keluar dari pasar obligasi Indonesia, meningkatkan yield domestik, dan menambah beban pembiayaan bagi pemerintah,” jelas Josua.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar