Media sosial ada dimana-mana saat ini, bukan? Dari YouTube hingga Facebook, Instagram hingga TikTok, dan masih banyak lagi seperti X (sebelumnya Twitter), Snapchat, LinkedIn, WhatsApp, Reddit, Pinterest… daftarnya sepertinya tidak ada habisnya!
Namun apa yang awalnya merupakan cara sederhana untuk tetap terhubung dengan orang-orang terkasih, kini berubah menjadi sesuatu yang lebih besar. Bagi sebagian orang, ini lebih dari sekedar menelusuri pembaruan — ini menjadi obsesi, bahkan kecanduan. Dan jika Anda sedang berjuang melawan kecemasan atau depresi, media sosial mungkin menjadi salah satu penyebabnya.
Di artikel ini yang kami sarikan dari berbagai sumber, kita akan mempelajari bagaimana media sosial memengaruhi kesehatan mental dan mencari cara untuk menjaga kesejahteraan kita.
Pertama, mari kita lihat seberapa populer media sosial.
Menurut Survei Pew Research, 68% orang Amerika melaporkan menggunakan setidaknya satu platform media sosial. Namun, 90% remaja di AS mengatakan bahwa mereka aktif di media sosial. Sekitar 74% orang dewasa di bawah usia 30 tahun mengatakan bahwa mereka menggunakan setidaknya lima platform.
Bеrіkut ini data реnggunааn mеdіа ѕоѕіаl tahun 2024 untuk Indonesia, mеnurut dаtаbоkѕ.kаtаdаtа.со.іd. :
Jumlаh Pengguna :
1. Tоtаl Pengguna : 191 jutа реnggunа (73,7% dаrі рорulаѕі)
2. Pengguna Aktif : 167 jutа pengguna (64,3% dаrі рорulаѕі)
3. Penetrasi Intеrnеt : 242 jutа pengguna (93,4% dari рорulаѕі)
Platform Mеdіа Sоѕіаl Tеrрорulеr :
1. Youtube : 139 jutа реnggunа (53,8% dari populasi)
2. Inѕtаgrаm : 122 jutа реnggunа (47,3% dari populasi)
3. Fасеbооk : 118 jutа pengguna (45,9% dari populasi)
4. Whаtѕарр : 116 juta реnggunа (45,2% dаrі рорulаѕі)
5. Tіktоk : 89 jutа реnggunа (34,7% dari рорulаѕі)
Sеmеntаrа dari ѕеgі umur ѕеndіrі, реnggunа mеdіа ѕоѕіаl dіdоmіnаѕі оlеh usia 18-34 tаhun (54,1%), dеngаn jenis kеlаmіn реrеmрuаn (51,3%) ѕеmеntаrа laki-laki (48,7%). Frekuensi реnggunааn mаѕуаrаkаt іndоnеѕіа rаtа-rаtа menghabiskan 3 jаm 14 menit per hаrі dan 81% mеngаkѕеѕnуа setiap hаrі. Aktіvіtаѕ уаng ѕеrіng dіlаkukаn рun bеrаgаm mulаі dаrі berbagi fоtо/vіdео (81%), komunikasi (79%), bеrіtа/іnfоrmаѕі (73%), hiburan (68%), bеlаnjа оnlіnе (61%).
Bagaimana Media Sosial Mempengaruhi Kesehatan Mental?
Meskipun ada beberapa elemen yang baik, efek negatif dari media sosial banyak sekali, terutama pada remaja. Ini dapat mencakup semuanya mulai dari harga diri yang rendah dan perundungan siber hingga rasa takut ketinggalan dan gangguan tidur.
Berikut adalah 7 cara media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental Anda.
1. Perbandingan dan Harga Diri Rendah:
Paparan terus-menerus terhadap penggambaran kehidupan orang lain yang dikurasi dengan cermat di media sosial dapat menyebabkan perasaan tidak mampu dan harga diri yang rendah. Orang mungkin membandingkan kehidupan mereka sendiri secara tidak baik dengan kehidupan orang lain yang tampaknya sempurna, yang dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.
2. Perundungan siber:
Platform media sosial dapat menjadi tempat berkembang biaknya perundungan siber, tempat Anda dapat dilecehkan, dihina, atau diancam. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan stres, kecemasan, dan dalam kasus ekstrem, bahkan bunuh diri.
3. Takut Ketinggalan (FOMO):
Melihat unggahan tentang acara sosial, pesta, atau pengalaman yang dialami orang lain dapat menimbulkan perasaan FOMO – yang menyebabkan kecemasan dan rasa dikucilkan.
4. Gangguan Tidur:
Cahaya biru yang dipancarkan layar dapat mengganggu siklus tidur-bangun alami tubuh – yang menyebabkan gangguan tidur dan insomnia. Penggunaan media sosial yang berlebihan, terutama sebelum tidur, dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk, yang pada gilirannya memengaruhi kehidupan sehari-hari dan kesehatan mental.
5. Keterasingan:
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan kesepian. Meskipun media sosial menyediakan cara untuk terhubung dengan orang lain secara daring, media sosial juga dapat mengurangi interaksi di dunia nyata, yang menyebabkan penarikan diri dari kehidupan sosial dan perasaan kesepian.
6. Paparan Konten Negatif:
Paparan terhadap konten negatif atau menyedihkan di media sosial, seperti berita tentang kekerasan, bencana, atau gambar grafis – dapat menyebabkan stres, kecemasan, atau trauma.
7. Kecanduan:
Platform media sosial dirancang untuk membuat ketagihan – dengan fitur seperti suka, komentar, dan notifikasi yang memicu pelepasan dopamin di otak. Menghabiskan waktu yang berlebihan di media sosial dapat menyebabkan perilaku seperti kecanduan.
Menjaga Kesehatan Mental di Media Sosial
Menjaga kesehatan mental yang baik saat menggunakan media sosial sangat penting mengingat pengaruhnya dalam kehidupan kita.
Berikut adalah beberapa strategi untuk melindungi kesehatan mental Anda:
1. Batasi Penggunaan:
Tetapkan batasan untuk diri sendiri mengenai berapa banyak waktu yang Anda habiskan di media sosial setiap hari. Membatasi penggunaan dapat membantu mencegah perasaan kewalahan atau membandingkan diri Anda dengan orang lain.
2. Gabung di akun yang menginspirasi :
Ikutilah akun yang menginspirasi, mendidik, atau menghibur Anda. Batalkan mengikuti atau nonaktifkan akun yang membuat Anda merasakan emosi negatif atau memicu kecemasan.
3. Beristirahatlah:
Jadwalkan istirahat rutin dari media sosial. Baik itu hari libur setiap minggu atau detoks digital berkala. Waktu yang dihabiskan jauh dari layar dapat menyegarkan kesehatan mental Anda.
4. Tetapkan Batasan:
Tetapkan batasan yang jelas kapan dan di mana Anda menggunakan media sosial. Hindari menggunakannya saat makan, sebelum tidur, atau dalam situasi lain yang dapat mengganggu kesejahteraan atau hubungan Anda.
5. Perhatikan diri sendiri:
Sebelum menelusuri feed Anda, luangkan waktu sejenak untuk memeriksa diri sendiri. Perhatikan bagaimana perasaan Anda secara emosional dan mental. Kesadaran penuh dapat membantu mencegah pengguliran tanpa berpikir dan membatasi potensi efek negatif.
6. Diversifikasikan Aktivitas Anda:
Pastikan untuk menyeimbangkan aktivitas online Anda dengan hobi offline. Terlibat dalam aktivitas yang Anda sukai di luar media sosial dapat memberikan kepuasan dan membantu mempertahankan perspektif.
7. Cari Dukungan:
Jika Anda berjuang melawan perasaan cemas, depresi, atau ketidakmampuan yang dipicu oleh media sosial, jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental.
Media Sosial Tidak Sepenuhnya Buruk
Meskipun dampak negatif media sosial sangat banyak, penting untuk dicatat bahwa tidak semuanya buruk. Media sosial juga dapat memberikan dukungan sosial, memfasilitasi hubungan dengan orang lain, dan menawarkan platform untuk mengekspresikan diri dan berkreasi.
Kuncinya terletak pada penggunaan media sosial secara bijaksana, menetapkan batasan, dan mencari dukungan saat dibutuhkan. Dan ingat – media sosial adalah sorotan utama.
Penafian: Konten dalam blog ini hanya untuk tujuan informasi dan edukasi dan tidak boleh berfungsi sebagai saran, konsultasi, atau diagnosis medis. Jika Anda memiliki masalah medis, silakan konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan Anda, atau segera cari perawatan medis.