Kimberly Ryder dan Edward Akbar: Perjalanan Rumah Tangga dan Tantangan Pengasuhan Anak Pasca-Perceraian

staff Penulis

COOLkas – Kimberly Ryder dan Edward Akbar menikah pada 26 Agustus 2018, membangun rumah tangga yang awalnya tampak harmonis. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua anak: Rayden Starlight Akbar dan Aisyah Moonlight Akbar. Kehidupan keluarga mereka sering dibagikan melalui media sosial, menampilkan momen kebersamaan yang hangat.

Namun, pada Juli 2024, publik dikejutkan dengan kabar bahwa Kimberly Ryder mengajukan gugatan cerai terhadap Edward Akbar di Pengadilan Agama Jakarta Pusat. Gugatan tersebut terdaftar dengan nomor perkara 916/Pdt.G/2024/PA.JP dan mencakup permintaan hak asuh atas kedua anak mereka. Humas Pengadilan Agama Jakarta Pusat, Wawan Iskandar, membenarkan hal ini, menyatakan bahwa gugatan diajukan melalui e-court oleh kuasa hukum Kimberly. [celebrity.okezone.com]

Dalam proses perceraian, Kimberly mengungkapkan keinginannya untuk tetap bekerja sama dengan Edward dalam mengasuh anak-anak mereka. Ia berharap, meskipun berpisah, keduanya dapat menjalankan peran sebagai orang tua secara bersama demi kesejahteraan anak-anak. Namun, situasi menjadi lebih kompleks ketika Kimberly menyatakan kekecewaannya terhadap Edward yang, menurutnya, lebih menunjukkan kepedulian terhadap anak-anak melalui media sosial daripada dalam kehidupan nyata. Kimberly menilai tindakan Edward lebih berorientasi pada pencitraan daripada peran nyata sebagai ayah. [suara.com]

Kimberly mengungkapkan bahwa Edward kerap memamerkan aktivitasnya bersama anak-anak di Instagram, seperti memasak atau mengurus mereka, namun hal tersebut hanya untuk mendapatkan validasi dari publik. “Dia selalu posting kalau dia yang ngerjain sesuatu untuk anak. Dia lagi masak buat anak-anak atau dia lagi ngurus anak atau apapun itu harus di videoin, harus di fotoin, harus di-post,” ungkap Kimberly. [suara.com]

Situasi ini menyoroti pentingnya komunikasi dan kerja sama antara orang tua dalam pengasuhan anak, terutama setelah perceraian, untuk memastikan perkembangan dan kesejahteraan anak tetap terjaga. Para ahli psikologi anak menekankan bahwa kehadiran dan peran aktif kedua orang tua dalam kehidupan anak sangat krusial, bukan hanya sekadar pencitraan di media sosial.

Kasus ini juga menjadi sorotan publik, terutama terkait peran orang tua dalam pengasuhan anak dan dampaknya terhadap perkembangan mereka. Masyarakat berharap proses hukum yang sedang berjalan dapat memberikan keadilan bagi kedua belah pihak dan, yang terpenting, memastikan kesejahteraan anak-anak mereka.

Dalam konteks perceraian, pengasuhan bersama atau co-parenting sering dianggap sebagai solusi terbaik untuk anak-anak. Hal ini memungkinkan anak tetap merasakan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tua, meskipun mereka tidak lagi bersama. Namun, co-parenting memerlukan komitmen, komunikasi yang baik, dan kerjasama antara kedua belah pihak.

Dalam kasus Kimberly dan Edward, tantangan dalam co-parenting tampaknya muncul dari perbedaan persepsi dan harapan mengenai peran masing-masing dalam pengasuhan anak. Kimberly merasa bahwa peran Edward lebih banyak ditampilkan di media sosial daripada dalam kehidupan sehari-hari, sementara Edward mungkin memiliki pandangan berbeda.

Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi kedua belah pihak untuk duduk bersama dan mendiskusikan harapan serta peran masing-masing dalam pengasuhan anak. Konseling keluarga atau mediasi dapat menjadi opsi untuk membantu mereka mencapai kesepakatan yang terbaik bagi anak-anak.

Pada akhirnya, kesejahteraan anak harus menjadi prioritas utama. Anak-anak membutuhkan stabilitas, kasih sayang, dan perhatian dari kedua orang tua. Meskipun perceraian dapat menjadi proses yang sulit, dengan komunikasi yang baik dan kerjasama, orang tua dapat memastikan bahwa anak-anak tetap mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Kasus Kimberly Ryder dan Edward Akbar menjadi pengingat bagi banyak pasangan bahwa perceraian bukan hanya tentang perpisahan antara suami dan istri, tetapi juga tentang bagaimana memastikan bahwa anak-anak tetap mendapatkan pengasuhan dan perhatian yang mereka butuhkan. Dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat bekerja sama untuk memastikan kesejahteraan anak-anak mereka, meskipun mereka tidak lagi bersama sebagai pasangan.***

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar