Dalam budaya dan tradisi Islam, mengucapkan salam merupakan praktik yang sangat dianjurkan sebagai bentuk penghormatan dan doa untuk sesama muslim. Salah satu bentuk salam yang sering diucapkan adalah “Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” sebagai jawaban dari salam pembuka “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”.
Tulisan Arab yang Benar
Untuk menjawab salam dalam bahasa Arab yang benar, berikut adalah tulisan “Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”:
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Dalam penulisan latin yang benar adalah:
“Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
Arti dan Makna
Ucapan “Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” memiliki arti yang sangat dalam, yaitu: “Dan semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah juga kepada kamu/kalian.”
Salam ini merupakan doa terbaik yang bisa diucapkan seorang muslim kepada muslim lainnya. Makna dari salam ini mencakup tiga hal utama yang didoakan:
- Keselamatan (as-salam)
- Rahmat Allah (rahmatullah)
- Keberkahan dari Allah (barakatuh)
Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-hari
Kalimat “Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” biasanya digunakan dalam konteks:
- Menjawab salam “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
- Sebagai penutup percakapan atau pertemuan
- Penutup dalam surat atau komunikasi tertulis
- Penutup ceramah, pidato, atau khutbah dalam bahasa Arab
Variasi Jawaban Salam
Selain “Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”, terdapat variasi lain dalam menjawab salam, yaitu:
- Waalaikumsalam
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَم
Artinya: “Dan semoga keselamatan terlimpah juga kepada kamu/kalian.” - Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Artinya: “Dan semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahannya terlimpah juga kepada kamu/kalian.”
Para ulama menjelaskan bahwa penulisan yang benar untuk menjawab salam adalah dengan menggunakan “al” ma’rifat pada kata salam, yakni “wa’alaikumussalam” bukan “wa’alaikum salam”. Ini karena kata salam dengan “al” ma’rifat mengindikasikan bahwa salam (keselamatan) yang disampaikan berasal dari Allah, bukan dari selain-Nya.
Hukum Menjawab Salam
Dalam agama Islam, hukum menjawab salam adalah wajib selama tidak ada uzur (halangan). Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW:
Abu Hurairah berkata, bahwa Rasululah SAW bersabda: “Hak sesama Muslim ada lima: membalas salamnya, menjenguknya ketika ia sakit, mengikuti jenazahnya yang dibawa ke kuburan, memenuhi undangannya dan ber-tasymit ketika ia bersin.” (HR. Bukhari no. 1164, Muslim no. 4022)
Selain itu, Al-Quran juga menganjurkan untuk membalas penghormatan dengan yang lebih baik atau setidaknya yang serupa, seperti disebutkan dalam surat An-Nisa ayat 86:
“Apabila kalian diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” (QS. An-Nisa: 86)
Keutamaan Mengucapkan dan Menjawab Salam
Mengucapkan dan menjawab salam memiliki banyak keutamaan dalam Islam, di antaranya:
- Dijauhkan dari godaan setan
Para ulama setuju bahwa salam merupakan salah satu bentuk dzikir kepada Allah SWT. Dengan mengucapkan salam saat memasuki rumah atau ruangan, kita akan terhindar dari gangguan setan. - Memperoleh keutamaan dari Allah dan Rasul-Nya
Nabi SAW bersabda: “Siapa yang memulai salam lebih dahulu, maka ia adalah yang lebih utama menurut Allah dan Rasul-Nya.” - Menghapuskan dosa
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani mengatakan: “Janganlah seorang muslim itu mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, kecuali kalau saudaranya itu termasuk ahli bid’ah dan kesesatan serta kemaksiatan. Dan dengan ucapan salam maka terlepaslah dari dosa mendiamkan seorang muslim.” - Diampuni dosanya oleh Allah SWT
Berdasarkan riwayat hadis hasan oleh Abu Dawud dari Al Barra Bin ‘Azib: “Apabila dua orang Islam berjumpa lalu keduanya berjabat tangan dan memuji kepada Allah saling meminta ampun, maka Allah mengampuni keduanya.” - Memperoleh rahmat dari Allah SWT
Nabi SAW bersabda dalam riwayat Al Hakim dan Turmudzi dari Ibnu Umar RA: “Apabila dua orang Islam berjabat tangan, Allah SWT menurunkan kepada keduanya seratus rahmat, untuk yang memulai sembilan puluh dan untuk yang berjabat tangan sepuluh.” - Menumbuhkan rasa kasih sayang
Dalam sebuah hadis diriwayatkan: “Kamu tidak akan masuk surga sampai kamu beriman, dan kamu tidak beriman sampai kamu saling mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan suatu perbuatan yang bisa membuatmu saling mencintai, yaitu sebarkanlah salam di antara sesamamu.” (HR. Bukhari dan Muslim) - Peluruh penyakit hati
Mengucap dan menjawab salam juga dapat menjadi penawar berbagai penyakit hati seperti iri, dengki, sombong, keras hati, dan arogansi.
Sejarah Salam dalam Islam
Tradisi mengucapkan salam dan membalasnya sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS. Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa Allah memerintahkan Adam untuk mengucapkan salam kepada para malaikat:
“Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda: Allah taala menciptakan Adam dengan tinggi enam puluh dzira’, kemudian Allah taala berfirman kepadanya ‘Pergilah dan ucapkanlah salam kepada para malaikat itu, dan dengarkanlah salam penghormatan mereka karena ia akan menjadi salam penghormatan keturunanmu.’ Maka Adam mengucapkan ‘Assalamualaikum’ dan para malaikat menjawab ‘Wa’alaikasalam wa rahmatullah’ dan mereka menambahkan ‘Wa barakatuh.'” (HR Bukhari)
Kesimpulan
Pengucapan “Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” sebagai jawaban salam merupakan praktek penting dalam kehidupan umat Islam. Bukan sekadar formalitas, salam ini mengandung doa, harapan kebaikan, dan bentuk penghormatan antara sesama muslim. Melalui salam, terbentuk ikatan persaudaraan, kasih sayang, dan rasa hormat yang memperkuat kohesi sosial dalam masyarakat Islam.
Dengan memahami makna mendalam dan keutamaan dari mengucapkan dan menjawab salam, diharapkan umat Islam dapat semakin menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari akhlak mulia yang diajarkan dalam Islam.