NASA, lembaga antariksa Amerika Serikat, baru saja mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan di Jet Propulsion Lab (JPL). Kebijakan ini berdampak pada sekitar 5 persen dari total pegawai JPL, atau sekitar 325 orang.
JPL, yang berbasis di California, AS, merupakan pusat penelitian dan pengembangan yang bertanggung jawab atas berbagai proyek eksplorasi luar angkasa, termasuk misi robotik terkenal seperti Perseverance dan Curiosity di Mars. Laboratorium ini dimiliki oleh NASA dan dikelola oleh California Institute of Technology (Caltech).
“Pengaruh PHK ini mencakup berbagai area teknis, bisnis, dan dukungan di JPL,” jelas perwakilan JPL dalam pernyataan resmi pada Senin (18/11), seperti dikutip dari Kumparan. “Ini adalah langkah yang sulit tetapi diperlukan untuk memastikan kami tetap mematuhi anggaran kami sambil terus melaksanakan misi penting untuk NASA dan negara kami.”
Langkah ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya, pada Februari 2024, NASA juga telah melakukan PHK besar-besaran yang berdampak pada 8 persen dari total karyawan JPL. Sekitar 530 pegawai tetap dan 40 pegawai kontrak terdampak pada periode tersebut. Pengurangan tersebut sebagian besar disebabkan oleh pemangkasan dana untuk proyek Mars Sample Return (MSR), sebuah misi yang dirancang untuk membawa material bebatuan dari Mars ke Bumi pada tahun 2030. Rencana MSR saat itu ditinjau ulang karena dianggap terlalu mahal, dengan estimasi anggaran mencapai 8 hingga 11 miliar dolar AS berdasarkan laporan dewan independen.
Namun, dalam kebijakan PHK terbaru ini, NASA tidak secara khusus mengaitkan keputusan tersebut dengan MSR. Mereka hanya menyebutkan tekanan anggaran secara umum sebagai alasan utama.
“Dengan anggaran yang lebih rendah serta perkiraan pekerjaan di masa depan, kami harus melakukan penyesuaian yang signifikan, termasuk pengurangan tenaga kerja,” tulis Direktur JPL, Laurie Leshin, dalam memo yang ditujukan kepada seluruh karyawan, seperti dikutip dari Space.com.
Setelah PHK ini, JPL akan memiliki sekitar 5.500 karyawan tetap. Leshin optimis bahwa jumlah tersebut merupakan angka yang stabil untuk mendukung operasi di masa mendatang. “Meskipun kita tidak dapat memprediksi dengan pasti anggaran yang akan datang, saya yakin posisi ini cukup baik untuk menghadapi tantangan ke depan,” tambahnya.
Langkah PHK ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi NASA dan JPL dalam menyeimbangkan visi ambisius eksplorasi luar angkasa dengan keterbatasan anggaran yang semakin ketat.