1 Jengkal (Sejengkal) Berapa CM ?

staff Penulis

COOLkas – “Sejengkal” atau 1 Jengkal adalah istilah tradisional yang digunakan di Indonesia untuk mengukur panjang atau jarak secara non-standar, yaitu menggunakan ukuran tangan manusia. Dalam konteks sehari-hari, sejengkal merujuk pada jarak antara ujung ibu jari dan ujung jari kelingking ketika tangan direntangkan. Sebagai sebuah ukuran yang bersifat subjektif, panjang sejengkal dapat bervariasi tergantung pada ukuran tangan orang yang mengukur. Namun, secara umum, sejengkal pada orang dewasa berkisar antara 15 hingga 20 cm.

Mengapa Ukuran Sejengkal Berbeda-Beda?

Ukuran sejengkal tidak memiliki nilai pasti karena setiap orang memiliki panjang jari dan lebar tangan yang berbeda. Pada orang dengan tangan yang lebih besar, sejengkal bisa mendekati 20 cm atau bahkan lebih. Sementara itu, pada anak-anak atau orang dengan tangan yang lebih kecil, sejengkal mungkin hanya sekitar 15 cm atau kurang. Karena perbedaan ini, sejengkal bukanlah ukuran yang digunakan dalam pengukuran ilmiah atau standar, tetapi lebih sebagai panduan kasar dalam konteks-konteks tertentu.

Sejengkal dalam Budaya dan Sejarah

Sejengkal merupakan satuan pengukuran yang sudah ada sejak lama di berbagai budaya, terutama dalam masyarakat agraris atau pedesaan yang kurang memiliki akses ke alat ukur modern. Di Indonesia, istilah ini sering digunakan dalam berbagai kegiatan, seperti mengukur jarak untuk menanam bibit di sawah, menentukan panjang kain, atau mengukur lebar ruangan. Tidak hanya di Indonesia, berbagai budaya di dunia, termasuk budaya Barat, juga memiliki ukuran serupa yang disebut dengan “span,” yang mengacu pada pengukuran jarak dengan tangan.

Dalam sejarah, sejengkal atau pengukuran dengan anggota tubuh sering digunakan karena mudah dan praktis. Masyarakat yang belum memiliki penggaris atau alat ukur modern sering kali mengandalkan ukuran-ukuran tubuh, seperti “depa” (jarak antara ujung dua tangan yang direntangkan), “hasta” (panjang dari siku hingga ujung jari tengah), dan sejengkal.

Menggunakan Sejengkal sebagai Pengukuran dalam Kehidupan Sehari-hari

Meskipun pengukuran sejengkal tidak akurat, dalam kehidupan sehari-hari ukuran ini masih sering digunakan sebagai perkiraan jarak. Misalnya, saat mengukur ruang yang tidak membutuhkan presisi tinggi, seperti saat menanam tanaman, orang mungkin menggunakan ukuran sejengkal untuk menentukan jarak antar tanaman. Sejengkal juga bisa digunakan dalam kegiatan kerajinan tangan, seperti mengukur panjang tali atau kain dengan cepat tanpa alat ukur.

Selain itu, penggunaan sejengkal dalam kehidupan sehari-hari memiliki kelebihan praktis. Saat seseorang berada di tempat yang tidak memiliki penggaris atau alat ukur lain, tangan bisa menjadi alat ukur darurat. Misalnya, dalam mendirikan tenda atau membuat kerajinan, orang dapat mengukur panjang dengan tangan mereka untuk mendapatkan perkiraan panjang atau lebar tertentu. Hal ini menjadi bukti betapa fleksibel dan praktisnya ukuran tradisional ini.

Konversi Sejengkal ke Sentimeter (cm)

Jika Anda ingin mengetahui kira-kira berapa sentimeter dalam satu sejengkal, berikut ini adalah perkiraan umum yang dapat digunakan. Sejengkal pada rata-rata tangan orang dewasa sekitar 17-20 cm. Namun, untuk tujuan umum, 18 cm sering dianggap sebagai nilai rata-rata sejengkal. Artinya, jika Anda mengatakan sesuatu berjarak satu sejengkal, ini dapat diartikan sebagai sekitar 18 cm.

Untuk konversi yang lebih tepat, Anda bisa mengukur sendiri sejengkal tangan Anda. Berikut caranya:

  1. Rentangkan tangan Anda, posisikan ibu jari dan jari kelingking sejauh mungkin.
  2. Gunakan penggaris atau pita ukur, lalu ukur jarak dari ujung ibu jari hingga ujung jari kelingking.
  3. Catat panjang tersebut sebagai ukuran sejengkal Anda.

Dengan cara ini, Anda bisa mendapatkan nilai sejengkal yang lebih akurat sesuai dengan ukuran tangan Anda sendiri.

Contoh Penggunaan Sejengkal dalam Berbagai Sektor

  1. Pertanian: Dalam sektor pertanian, sejengkal sering digunakan untuk mengukur jarak antar tanaman. Petani mungkin menggunakan sejengkal untuk menentukan jarak ideal antara bibit-bibit tanaman untuk memastikan ruang tumbuh yang cukup.
  2. Kerajinan Tangan dan Seni: Dalam kerajinan tangan, terutama di desa atau daerah tradisional, sejengkal menjadi ukuran yang praktis untuk mengukur bahan-bahan seperti kain atau tali. Pengrajin kain atau pemintal mungkin mengandalkan ukuran sejengkal untuk memotong bahan sesuai kebutuhan.
  3. Bangunan Tradisional: Dalam pembangunan bangunan tradisional, terutama yang berbahan bambu atau kayu, ukuran sejengkal atau hasta sering digunakan. Ini membantu para tukang dalam mendapatkan ukuran yang proporsional dan cocok untuk ukuran tubuh manusia.

Keterbatasan Penggunaan Sejengkal

Walaupun sejengkal praktis, penggunaannya memiliki keterbatasan, terutama dalam hal akurasi. Pengukuran sejengkal tidak cocok untuk kebutuhan yang memerlukan presisi tinggi, seperti konstruksi bangunan modern atau manufaktur produk. Dalam dunia teknik atau desain, alat ukur seperti penggaris atau meteran diperlukan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar.

Selain itu, perbedaan ukuran sejengkal antar orang dapat menyebabkan kesalahpahaman jika tidak ada kesepakatan lebih lanjut. Misalnya, jika seseorang mengatakan bahwa suatu benda berukuran “tiga jengkal,” ukuran tersebut bisa berbeda tergantung pada siapa yang mengukur. Karena itu, sejengkal lebih sering digunakan dalam konteks yang tidak memerlukan akurasi tinggi.

Kesimpulan

Sejengkal adalah satuan panjang non-standar yang umum digunakan di Indonesia untuk mengukur jarak secara praktis dengan tangan manusia. Meskipun tidak akurat dan bervariasi tergantung pada ukuran tangan masing-masing orang, sejengkal memiliki nilai praktis dan budaya dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, panjang sejengkal pada orang dewasa berkisar antara 15 hingga 20 cm, dengan rata-rata sekitar 18 cm.

Penggunaan sejengkal bermanfaat dalam situasi di mana alat ukur standar tidak tersedia atau saat hanya diperlukan perkiraan. Namun, untuk kebutuhan pengukuran yang lebih akurat, seperti dalam konstruksi atau manufaktur, penggunaan penggaris atau alat ukur modern tetap disarankan.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar