COOLkas — Di tengah ketegangan yang melanda kawasan Timur Tengah, tawaran mediasi dari Presiden Vladimir Putin untuk meredakan konflik Iran-Israel menuai beragam tanggapan dari komunitas internasional. Inisiatif perdamaian ini mencerminkan upaya diplomatik untuk mencari solusi damai di tengah situasi yang kompleks.
Palestina, melalui ajudan Presiden Mahmoud Abbas, menyambut hangat usulan Rusia ini. Mereka melihat potensi besar Moskow dalam membangun stabilitas kawasan, mengingat hubungan historis dan pengaruh Rusia yang kuat di dunia Arab dan Islam.
Sementara itu, negara-negara Teluk seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengambil sikap bijaksana dan hati-hati. Mereka berupaya menjaga keseimbangan hubungan baik dengan Rusia maupun dengan sekutu-sekutu Barat mereka.
Amerika Serikat, melalui juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller, mengungkapkan pandangan berbeda. Mereka masih menunggu bukti nyata kontribusi positif Rusia dalam meredakan ketegangan di kawasan sejak awal konflik.
Para pengamat melihat inisiatif Putin sebagai langkah strategis untuk memperkuat peran Rusia di kawasan Timur Tengah. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk keraguan atas netralitasnya karena kedekatan dengan Iran, upaya diplomatik ini tetap membuka peluang baru bagi terciptanya dialog perdamaian yang lebih inklusif di kawasan.
Terlepas dari berbagai pandangan yang ada, inisiatif ini menunjukkan pentingnya pendekatan multilateral dalam mencari solusi perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah.