Menjelang peluncuran konsol terbaru mereka, banyak perhatian tertuju pada Nintendo Switch 2. Apa yang paling dinanti? Mungkin grafis yang lebih canggih, kinerja yang lebih ngebut, atau fitur baru yang belum pernah ada di konsol sebelumnya. Tapi menurut analis dari Digitaltrends.com, fitur kunci yang bakal bikin Switch 2 sukses besar mungkin bukan yang paling “wah”, melainkan sesuatu yang sebenarnya cukup sederhana: Kartu Game Virtual (Virtual Game Card).
Oke, mari kita jujur. Nintendo ini kadang suka ‘unik’ dalam hal fitur online. Dibandingkan dengan rivalnya, mereka sering terlihat ketinggalan zaman. Urusan multiplayer online sempat terlambat, voice chat awal-awal ribet banget dan butuh aplikasi terpisah, bahkan beberapa aplikasi streaming populer juga nggak ada. Fokus utama Nintendo memang selalu pada pembuatan game yang seru banget di hardware mereka sendiri. Hal-hal di luar itu seringkali terasa sekadar pelengkap.
Namun, menjelang era Switch 2, tampaknya ada perubahan. Layanan Nintendo Online semakin oke, konon game GameCube akan ditambah, kompatibilitas ke belakang dikabarkan bakal mulus, dan voice chat yang kini terintegrasi benar-benar memberikan perubahan 180 derajat dari cara mereka memulai di Switch pertama. Tapi di antara semua peningkatan itu, Virtual Game Card justru yang paling mencolok sebagai inovasi vital.
Konsep berbagi game digital sebenarnya bukan hal baru. PlayStation dan Xbox sudah punya cara masing-masing untuk sharing library game digital antar konsol, meskipun seringkali nggak terlalu gampang dipahami atau dipromosikan. Pada Switch pertama, Nintendo sudah menawarkan fitur berbagi game digital yang mirip dengan kompetitornya: bisa saja, tapi ya gitu, banyak aturan yang bikin ribet.
Nah, Virtual Game Card ini terasa paling mendekati solusi nyata untuk berbagi game digital. Meminjamkan game antar teman jadi semudah mungkin, konon hanya perlu dua pihak yang terhubung di jaringan Wi-Fi yang sama. Dari segi fungsi, mungkin bukan peningkatan drastis dibanding metode sharing yang sudah ada, tapi kenapa ini penting? Karena kemudahan dipahami atau readability-nya.
Dengan mengubah koleksi game digital menjadi semacam ‘kartu’, proses berbagi game jadi jauh lebih mudah dan intuitif. Jauh lebih gampang untuk menangkap ide “minjemin Kartu Game digital kamu ke teman” dan memahami bahwa itu sedang dipinjamkan, daripada harus pusing memikirkan batasan apa saja yang ada saat mengakses library orang lain sebagai konsol sekunder. Rasanya, meskipun nggak sesederhana itu, ini mirip dengan iklan PlayStation yang viral dulu tentang cara berbagi game PS4 — menunjukkan betapa simpelnya konsep ini seharusnya, meskipun kenyataannya nggak semudah itu di tempat lain. Meskipun sering terlihat ketinggalan zaman, Nintendo setidaknya paham bahwa game itu dibuat untuk dimainkan bersama.
Fitur seperti Virtual Game Card ini seharusnya sudah ada dari dulu. Kita sudah lama melewati masa di mana game digital hanya ‘beda’ dan sekarang sudah menjadi mayoritas penjualan game. Kebanyakan game fisik besar sekarang hanya seperti ‘rilis seremonial’, karena isinya cuma kode untuk mendownload versi digital. Bahkan katanya nanti di Switch 2 akan ada Game-Key Cards, kartu fisik yang berisi kunci untuk mengakses game digital yang sudah diunduh. Tapi anehnya, meskipun game digital sudah mendominasi, pilihan kita terhadap game digital tetap sangat terbatas, seperti 10 tahun lalu. Kita nggak bisa jual, tukar, atau kasih sebagai hadiah. Di konsol pun, mau refund itu susahnya minta ampun.
Sekarang, sepertinya satu-satunya keuntungan game digital itu cuma kepraktisannya saja. Selain kekurangan yang sudah disebutkan, harganya nggak lebih murah dari fisik, dan secara teknis kita bahkan nggak ‘punya’ gamenya. Virtual Game Card ini mungkin nggak menyelesaikan semua masalah itu, tapi ini adalah langkah penting untuk membuat koleksi game digital setara dengan fisik. Saya paham kenapa berbagi game itu dibatasi; risiko celah di sistem bisa bikin kerugian besar. Tapi di era digital yang sudah sejauh ini, nggak ada alasan lagi. Berbagi game seharusnya nggak butuh diagram alir atau panduan step-by-step yang rumit.
Sering banget saya ngobrol dengan teman atau keluarga yang mikir-mikir mau beli konsol tapi mundur karena ngerasa nggak sepadan antara biaya (konsol plus game) dan waktu luang mereka. Ada juga teman yang saya tahu pasti suka banget game tertentu tapi nggak mampu beli. Di momen-momen kayak gini, ratusan game di library digital saya rasanya cuma ‘ada’ tapi nggak bisa dirasakan manfaatnya oleh orang lain. Ya, saya mengerti kok, ini nggak menguntungkan bagi perusahaan kalau kita bisa gampang berbagi game. Ini perang yang sudah ada jauh sebelum era digital, makanya mereka semua seperti ‘jalan di tempat’ soal peningkatan layanan ini. Makanya, saya harap langkah Nintendo ini bisa memaksa kompetitor lain untuk memberikan respons.
Nintendo sebenarnya sudah mulai memperkenalkan fitur Virtual Game Card ini di Switch yang sekarang sebagai persiapan untuk Switch 2. Tapi jujur, ini sudah jadi bahan obrolan utama saya tentang sistem baru itu. Grafis yang lebih bagus itu keren, dan saya punya harapan besar untuk fitur mouse baru yang katanya bakal ada, tapi cara sederhana untuk berbagi game digital bisa membantu Nintendo menarik kembali sebagian audiens yang tadinya ‘ilfeel’ dengan sistem konsol yang terasa anti-konsumen sekarang ini. Ini adalah perombakan yang sangat overdue mengenai cara kerja game digital, dan bisa jadi senjata rahasia Switch 2 yang paling ampuh.

