Lafran: Kisah Sang Pahlawan, Inspirasi Kebangsaan di Hari Pahlawan

staff Penulis

COOLkas (Kumparan)Film Lafran akhirnya bisa dinikmati di layanan streaming OTT MAXstream dan My Telkomsel App pada 10 November 2024, yang bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Film ini mengisahkan perjalanan hidup Lafran Pane, seorang Pahlawan Nasional sekaligus salah satu pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Lafran, yang sebelumnya sempat tayang di bioskop pada Juni 2024, kini dapat disaksikan lebih luas melalui platform digital ini. Hal ini tentu memberikan kesempatan bagi masyarakat yang sebelumnya tidak sempat menontonnya di layar lebar.

Film yang diproduksi oleh Reborn Initiatives dan Radepa Studio ini diperankan oleh sederet aktor papan atas, termasuk Mathias Muchus, Dimas Anggara, Aryo Wahab, dan Tanta Ginting. Dalam wawancara di acara konferensi pers yang digelar di Senayan, Jakarta Pusat, Mathias Muchus mengungkapkan rasa bangganya atas penayangan ulang Lafran yang bertepatan dengan momen Hari Pahlawan ini. Mathias menyampaikan bahwa film ini sangat berarti baginya, lebih dari sekadar pencapaian finansial. “Lebih dari sekadar uang, ini adalah kebanggaan karena akhirnya bisa disaksikan oleh banyak orang. Saya berharap mereka bisa mengambil inspirasi dari perjuangan Lafran Pane,” ujar Mathias yang merasa terharu dengan sambutan masyarakat.

Mathias Muchus juga menyampaikan harapannya agar Lafran bisa diterima dengan baik oleh penonton, walaupun film ini hanya tayang di layanan OTT. Menurut Mathias, proses pembuatan film ini sangat matang dan tokoh yang diangkat merupakan sosok nyata yang memiliki perjalanan perjuangan yang tidak mudah. “Harapan besar saya adalah agar Lafran bisa disambut baik. Saya percaya niat baik pasti akan menghasilkan buahnya. Mungkin tidak sekarang, tapi suatu hari nanti orang-orang akan tahu apa yang telah kita lakukan,” tambah Mathias dengan optimisme.

Selain Mathias, aktor utama lainnya, Dimas Anggara, berperan sebagai Lafran Pane. Dalam film ini, Dimas mencoba menghidupkan kembali karakter Lafran, seorang tokoh yang tidak hanya dikenal karena kecerdasannya tetapi juga komitmennya terhadap bangsa dan agama. Sebagai seorang mahasiswa yang tergerak oleh kondisi negara pasca-kemerdekaan, Lafran memiliki visi untuk membentuk organisasi yang bisa mewadahi aspirasi mahasiswa Islam tanpa terikat pada ideologi politik tertentu. Dalam perjuangannya, Lafran meyakini bahwa mahasiswa adalah kelompok non-partisan dan independen yang memiliki kekuatan untuk menjadi pilar dalam memperjuangkan keadilan dan nilai-nilai keindonesiaan.

Ahmad Doli Kurnia, Produser Eksekutif film ini, mengungkapkan harapannya agar pesan inspiratif dalam Lafran bisa menjangkau generasi muda serta keluarga Indonesia secara lebih luas. Menurut Doli, film ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga pengingat akan pentingnya nilai-nilai perjuangan untuk Tanah Air. Dengan alur yang menyentuh dan realistis, Lafran diharapkan mampu mengingatkan masyarakat tentang arti dari pengorbanan dan semangat untuk berjuang bagi bangsa.

Sementara itu, Vice President Digital Lifestyle Telkomsel, Lesley Simpson, juga turut menyampaikan apresiasinya terhadap karya ini. Lesley berharap agar Lafran bisa menjadi salah satu tontonan yang menarik di Hari Pahlawan, sekaligus menjadi alternatif hiburan dengan pesan mendalam bagi masyarakat. “Kami berharap film Lafran bisa dinikmati oleh ribuan bahkan jutaan penonton yang belum sempat menontonnya di layar bioskop. Kami mendukung film nasional yang memiliki potensi untuk memberikan motivasi dan semangat nasionalisme bagi Indonesia secara terus menerus,” ujar Lesley, yang menekankan pentingnya dukungan bagi industri perfilman Indonesia, khususnya untuk karya yang mengangkat tema kebangsaan.

Cerita yang diangkat dalam Lafran berkisar pada perjalanan hidup Lafran Pane, yang merupakan adik dari sastrawan terkenal Sanusi Pane dan Armijn Pane. Kedua kakaknya ini turut memberikan pengaruh dalam membentuk jiwa dan karakter Lafran yang penuh semangat kebangsaan. Setelah menghabiskan masa kecilnya bersama kedua kakaknya yang inspiratif, Lafran kemudian pindah ke Jakarta dan selanjutnya ke Yogyakarta, kota yang menjadi tempatnya menuntut ilmu lebih tinggi sekaligus menemukan jati diri sebagai pemuda yang memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat.

Film ini menggambarkan bahwa perjuangan Lafran Pane mendirikan HMI tidaklah mudah. Pada saat itu, Indonesia baru saja merdeka, dan perdebatan seputar identitas kebangsaan masih sangat mengemuka. Di tengah berbagai kepentingan politik dan ideologi, Lafran meyakini bahwa mahasiswa Islam membutuhkan organisasi yang bisa menjadi wadah bagi perjuangan mereka, baik untuk membela agama maupun bangsa. HMI, bagi Lafran, bukan sekadar organisasi mahasiswa biasa, melainkan sebuah wadah perjuangan untuk tegaknya kebenaran serta persatuan di antara umat dan bangsa Indonesia.

Dengan peran yang cukup kompleks, Dimas Anggara berusaha menggambarkan Lafran sebagai sosok yang memiliki keteguhan hati dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk perdebatan ideologis yang kuat pada masa itu. Lafran mencoba menggali sisi kemanusiaan dan ketulusan perjuangan seorang Lafran Pane yang melihat mahasiswa sebagai kekuatan independen yang bisa bergerak untuk memperjuangkan keadilan dan persatuan tanpa terpengaruh oleh arus politik. Karakter Lafran menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk bangsa dan nilai-nilai keislaman bisa berjalan seiringan, tanpa harus mengorbankan satu sama lain.

Sebagai film yang didedikasikan untuk mengangkat semangat nasionalisme, Lafran bukan hanya ditujukan bagi mereka yang ingin mengenal lebih dekat sosok Lafran Pane, tetapi juga kepada seluruh masyarakat yang ingin merasakan kembali nilai-nilai patriotisme. Dengan pesan yang kuat dan alur cerita yang mendalam, film ini menjadi relevan untuk ditonton pada momen spesial seperti Hari Pahlawan.

Secara keseluruhan, Lafran adalah sebuah karya yang tidak hanya mempersembahkan hiburan, tetapi juga memberikan inspirasi dan pelajaran hidup mengenai pentingnya perjuangan, pengorbanan, dan ketulusan dalam mencintai Tanah Air. Harapan besar dari para pemeran, produser, hingga Telkomsel adalah agar film ini dapat menjangkau lebih banyak kalangan, khususnya generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Melalui Lafran, diharapkan generasi muda Indonesia bisa terinspirasi untuk terus berjuang dalam semangat yang sama, dengan tetap menghargai dan mengenang para pahlawan yang telah berkorban demi masa depan bangsa.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar